Kita perusahaan menyadari bahwa tanggung jawab berhitung, memikirkan pertumbuhan tidak bisa lagi diletakkan pada pimpinan perusahaan saja, tidak bisa diatur dengan strategi tahunan saja, tetapi betul-betul harus dimiliki oleh semua jajaran. Kalau dulu perusahaan merahasiakan keadaan keuangan peusahaan terhadap lapisan atau divisi tertentu, tetapi sekarang pemahaman bisnis perusahaan menjadi persyaratan mutlak bagi karyawan sampai level terendah.
Setiap frontliner bukan saja perlu tahu, tetapi juga perlu mempunyai sense tentang bagaimana perusahaan bisa mencetak laba. Mereka perlu merasakan bagaimana arti pelanggan, bagaimana kepuasan pelanggan meningkatkan bisnis, dan bagaimana kita perlu memenangi persaingan. Bisnis yang tadinya kalkulatif dan bisa diramalkan dengan sempoa, sekarang menjadi upaya yang manusiawi, sangat mengandalkan “manusia”, sangat memperhatikan pelanggan, kekuatan networking, bahkan keyakinan dari para pengelola yang terkadang, sudah tidak bisa dinilai dengan materi semata.
Seorang pebisnis (entrepreneur) ataupun intrapreneur yaitu karyawan yang harus berjiwa entrepreneur, diharapkan bisa memahami hubungan antara pelanggan, laba, uang yang dipinjam, ataupun dititipkan oleh investor dan angka penjualan. Prediksi kesuksesan perusahaan, apakah lembaga berukuran mini seperti toko atau restoran kecil ataupun perusahaan tambang raksasa, tetap harus bersikap waspada terhadap pengembangan customer base, persaingan dagang, harga dan arus kas. Setiap orang dalam perusahaan perlu menjaga sense of urgensinya, untuk melakukan transaksi yang benar, keputusan yang tepat timing dan kesempatan yang tersedia.
*Dikutip dari Kompas
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar